Di jalan Era SBY. 2 orang kuli bangunan sedang rehat di bawah pohon siang ini.
Kuli pertama bernama Pamin, kuli kedua bernama Hamal. Usia mereka rata2 35 th. Di atas dudukan kecil mereka berdua bersandar di bawah pohon tersebut.
Pamin mengibaskan topinya. Udara siang ini memang terasa panar sekali. Hal yang yang sama juga di lakukan Hamal.
"Pak min. Sampean tau ta, apa artos tulisan iki !" Hamal memperlihatkan selebaran teroris terkini yang ada tulisannya Wanted.
"Ya tau lah itu boso enggres, Warning artine ?" jawab pamin sambil masih beraksi kipas2.
"Warning iku nganggo G to pak " Hamal mencermati selebaran yang di pegangnya.
"La iya betul ".
Hamal lalu membolak2an kertas yang di bawahnya itu. Ia kepikiran dan mencari hurup G nya.
"Dek Hamal cari opo ".
"Cari hurup G nya pak kiro2 di taru di mana ya pak ".
"La di belakangnya hurup Warning di mana lagi ".
"Belakange niki hurupe D to pak ".
"Ya embo ?. Neng tak ngerteni. Wong neng no gambar iku ngomong karo aku jarene iku artine Warning gitu !".
"Tapi iki dak ada hurup G nya pak. Kok jadi warning " Hamal masih penasaran.
"La saya dak tau itu. Mungkin wong neng no gambar iku neng ngambel ?". Pamin semakin kegerahan. Baju nya pun di lepas.
"Iya juga ya pak " Hamal lalu bangun dan pergi dari tempat tersebut.
"Dek Hamal tolong pangilken si Wanted. Suru kemarih !".
"Siap pak ".
Pamin lalu memungut selebaran itu yang di tinggalkan Hamal tersebut.
"Kok mirip ya ?. Apa warning iku masih sodarah nya wanted " Pamin berpikir. "Ya sudalah nanti aja ku tanyakan ke wanted !".
Angin sepoi2 sejuk pun berhembus. Pamin memejamkan matanya. Sebuah bayang2 putih terlintas di benaknya. Di awang2. Pamin merasakan bayang2 itu.
Dan seketika Pamin terkaget, ia bangun. Matanya pun terbuka nanar. Nama Tuhan pun tersebutkan!. Pamin mengankat selebaran itu lagi.
"Hi orang ini bahaya. Teroris !".
Pamin lalu henkang dari bawah pohon itu.
c
0 komentar:
Posting Komentar